Kamis, 21 Agustus 2014

Batik Indonesia Sudah Mendunia

Pakar batik dari Surabaya Lintu Tulistyantoro menegaskan bahwa Batik Indonesia sudah mendunia hingga ke Eropa, Amerika, Afrika, dan bahkan Asia.

Namun, kata Ketua Komunitas Batik Jawa Timur di Surabaya (KiBaS) itu, pemerintah belum memanfaatkan momentum itu untuk menjadikan batik sebagai tren global.

"Pemerintah sebenarnya bisa menjadikan batik sebagai tren global, tapi ada dua upaya yang harus dilakukan secara serentak dan berkesinambungan," ucapnya.

motif batik betawi

Menurut dosen Desain Interior Universitas Kristen Petra (UKP) Surabaya itu, upaya yang dimaksud adalah pemerintah harus melakukan "roadshow" batik yang melibatkan perancang busana Indonesia berskala internasional ke seluruh dunia.

"Upaya lain yang juga penting, desainer Indonesia yang diajak roadshow ke seluruh dunia itu harus melakukan penyesuaian selera negara tertentu terhadap batik yang tentu berbeda motif," katanya ketika ditemui ANTARA di sela-sela pameran 'Misteri Batik Gringsing dan Kawung' di Museum Seni HoS Surabaya.

Ia mencontohkan Jerman (Eropa) yang lebih suka warna biru, Jepang yang lebih suka warna alami (warna pucat), Amerika Serikat yang lebih suka motif klasik, atau Amerika Selatan yang lebih suka warna mencolok (merah/hitam).

"Kedua upaya itu harus didukung dengan dokumentasi yang memadai, baik narasi maupun foto, lalu pemerintah membukukan motif batik dari seluruh Tanah Air untuk dipromosikan di berbagai forum atau pameran internasional, baik forum para pejabat maupun anak-anak muda," katanya.

Tentu, pemerintah juga harus menyiapkan produksi batik nasional secara massif, sehingga ekspor batik yang selama ini sudah berlangsung ke Brasil (Amerika Selatan), beberapa negara Asia (Jepang) dan Afrika, akan terus berkembang.